Tuesday, August 30, 2011

Maafin Saya Ya

Maafin Saya Ya

Tidak terasa sudah 1 bulan lamanya umat muslim diseluruh dunia menjalankan ibadah puasa ramadhan, tak terkecuali admin blog ini yang juga menjalankannya dan hari yang paling ditunggu akhirnya datang juga yaitu Hari Raya Idul Fitri yang sesuai keputusan pemerintah ditetapkan pada tanggal 31 Agustus & 01 September 2011.

Friday, August 26, 2011

Selamat Tinggal Tag Foto Jualan Mengganggu di Facebook !

Selamat Tinggal Tag Foto Jualan Mengganggu di Facebook !

Chris Cox dari VP Product, Facebook melalui blog resmi Facebook mengumumkan beberapa perubahan kebijakan privacy control dari website social network ini. Diantara beberapa kebijakan tersebut adalah terdapat perubahan pada update status dan tag foto. Bagi pengguna Facebook yang tidak menyukai di-tag pada foto jualan bisa tersenyum senang karena perubahan ini.

Sunday, January 30, 2011

Mulai Jarang Update (Lagi)

Mulai Jarang Update (Lagi)



Benar sekali teman-teman sebab mulai tanggal 1 februari besok saya akan melakukan kuliah kerja media/magang kurang lebih selama 3 bulan sampai 30 april 2011, jadi harap maklum jika nanti jarang posting dan sedikit terlambat menjawab pertanyaan dari teman-teman maupun blogwalking.

Tuesday, May 25, 2010

Teknik Berbicara di Radio dan Televisi

Teknik Berbicara di Radio dan Televisi

Era 1993-an dimana Media Massa Amerika Serikat saat itu menyebutnya “Baby Boomers”, acara musik MTV sedang berjaya di Amerika. MTV Goes to Asia, Indonesia pun dilanda MTV Mania. Dengan lahirnya begitu banyak musisi melalui jalur rekaman, persaingan di industri musik Indonesia semakin ketat. Ini membuat televisi menjadi sasaran para produser kaset untuk mempromosikan album kaset terbaru para penyanyinya. Setelah Aneka Ria Safari (TVRI) ditinggalkan bermunculah acara musik acara musik local seperti: Zimfoni, Intro, AN7, Rocket, Pesta mengimbangi kehadiran MTV Indonesia. Persaingan ketat ini melahirkan pembawa acara televisi swasta pasca TVRI seperti: Jeffry Waworuntu, Andri Sentanu, Charles Bonar Sirait, Dian Nitami, Sarah Sechan, Jamie Aditya, Sahrul Gunawan, Becky Tumewu, Farhan, dll.

Selain musik, adapula Game Show atau Quiz yang kemudian melahirkan nama-nama pembicara seperti: Koes Hendratmo dalam Berpacu Dalam Melodi, Tantowi Yahya dalam Gita Remaja, lalu ada angkatan berikutnya: Dede Yusuf dalam Tak Tik Boom di RCTI, Farhan dalam Quiz Tebak Harga di Trans TV, Charles Bonar Sirait memandu Quiz Roda Impian di SCTV, Tantowi Yahya dengan Who wants To Be Millionaire di RCTI, Helmi Yahya dengan Siapa Berani di Indosiar, Sonny Tulung dengan Famili 100 Indosiar dan ANTEVE, Nico Siahaan dengan Super Deal di Anteve.

Persaingan Media

Berbeda dengan televisi, persaingan Radio kala itu lebih ketat karena ijin persaingan usaha di Industri ini telah lebih dahulu memperbolehkan swasta bersaing. Jika TVRI saat itu minim kompetitor, berbeda dari RRI yang sudah dikelilingi oleh radio swasta. Siapapun anak muda saat itu di Jakarta pasti mendengarkan Prambors lewat gelombang 666 Khz-nya sampai pindah saat ini ke 102,3 FM. Prambors pun dikenal sebagai “Lembah Tidar” penghasil pembicara public. Ida Arimurti, Arta Bangun, Edy Pribadi, Krisna Purwana, Becky Tumewu, Erwin Parengkuan, Daddo Parus, Ferdy Hasan merupakan alumni Radio berlokasi di jalan Borobudur 9 di kawasan Proklamasi Jakarta Pusat itu. MRA Group dengan Radio HardRock-nya yang digawangi oleh Mutia Kasim, alumnus Prambors, kemudian menjadi alternative lain bagi para pembicara public untuk berkarier. Dari tempat ini lahir nama-nama seperti almarhum Indra Safera, Farhan, Sarah Sechan, Erwin Parengkuan, Indra Bekti.
Di tahun 2007, industri media telah menimbulkan hiruk-pikuk visualisasi dan audio bagi ruang pandang dan ruang dengar kita. Kini kita bias menikmati tayangan televisi 24 jam nonstop melalui televisi berlangganan seperti Kabelvision, Indovision, Astro dengan variasi acaranya yang beragam.
Bayangkan, dengan kondisi seperti ini berapa banyak pembawa acara radio dan televisi yang dibutuhkan ? Kontras dengan tahun 1970, kalau saat itu mudah sekali mengenal almarhum Sambas. Kini sangat sulit menghapal nama acara dan pembawa acarannya. Itulah industri media, bergulir cepat seperti pusaran air, Perkembangan media sangat menentukan perkembangan gaya bicara. Dahulu pakem berbicara sangat jelas, kini revolusi media membuat semua nilai berubah.
Bukan hanya itu, gaya berbusana televisi saat itu sangat berbeda dari era sekarang. Nonverbal public speaking sudah banyak berubah. Fashion designer dan wardrobe specialist kini semakin berperan dalam industri media, khususnya televisi dan film. Semakin modern, semua rambu dan batas serta aturan yang rigid semakin tidak jelas. Apa pengaruhnya terhadap public speaking skills di media ?
Semua menjadi serba fleksibel serba instant, Perubahan yang begitu cepat terjadi mewarnai ragam bicara di televisi dan radio secepat sms yang terkirim dari telepon seluler milik anda.

Berbicara di Radio

Kecepatan berbicara, visualisasi pendengar, dan penyesuaian diri karena Radio benar-benar unik. Membawakan acara di radio tidak lebih mudah daripada membawakan acara televisi.
Di radio, penguasaannya benar-benar anda sendiri. Radio adalah Sarana Imajinasi (Theater of Mind). Bayangkan anda harus mampu seolah-olah bercakap-cakap dengan banyak orang padahal realitasnya anda hanya sendiri di dalam ruangan, kalaupun ada yang menemani mungkin hanya operator. Di beberapa stasiun radio dengan teknologi canggih seperti sekarang, penyiar bahkan diharapkan mampu berperan sebagai operator sehingga tugas anda berbicara sekaligus merangkap pekerjaan teknis. (dari tape recorder ke winamp)
Radio merupakan alat komunikasi dua arah. Jadi, walaupun sedang siaran seorang diri, seorang penyiar harus memiliki visualisasi seolah-olah di sekelilingnya ada para sahabatnya dan temannya, padahal ia hanya seorang diri.
Pembicara di radio harus mampu membangun suasana yang menghibur. Pendengar radio dalam mobil, di jalan dan dikantor umumnya tidak peduli apa yang terjadi pada diri pembicara. Yang penting mereka harus terhibur.
Pembicara atau penyiar dituntut dapat memberikan informasi tetapi bukan memaksakan informasi atau menggurui. Radio memaksa otak kita menjadi jauh lebih kreatif dengan mencari kata dan cara berbicara dengan pendengar.

Public Speaking untuk radio berbeda dari televisi. Berbicara di radio perlu lebih dijiwai dan memiliki empati yang sangat besar terhadap penggemar. Kita seperti sudah begitu lama saling kenal, walaupun baru saja berkenalan via udara. Namun merasa sudah mengenal anda bertahun-tahun. Itulah Radio. Anda harus berada sedekat mungkin, walau kenyataannya jarak dan waktu memisahkan anda dan audiens.

Bahasa Radio


Bahasa anda di radio sangat dipengaruhi oleh riset anda atas kriteria para pendengar acara anda. Mampukah anda memvisualisasikan para pendengar anda dengan bayangan imajiner anda ? mampukah anda membayangkan pendengar anda itu individu yang seperti apa ? Apakah mereka masih muda atau sudah senior ? atau justru pendengar akan mendengar radio seorang diri atau malah mendengarkan radio bersama-sama kelompoknya. Pembicara di Radio juga dikenal rajin mencari informasi akan “latar belakang pendidikan” para pendengarnya untuk semakin memperdekat “jarak”.
Kalau pendengar radio hanya mampu mendengar 14% isi pembicaraan, atau informasi yang disampaikan melalui radio, itu artinya penyiar radio yang benar harus mampu berbicara ringkas, jelas dan padat (tidak bertele-tele atau straight to the point).

Lantas bagaimana cara melatih bicara di radio ? Pendekatan yang sangat sederhana adalah:

- Mulai menulis ulang (re-writing), yaitu menuliskan semua hal yang ingin anda sampaikan dalam bahasa yang mudah, hindari kata-kata yang sulit. Make it simple !
- Sebelum siaran coba melakukan ad-libbing (tanpa tulisan), yaitu berbicara tanpa harus membaca tulisan; melakukan percakapan tanpa melihat pada tulisan.
- Sebelum siaran berkompromi dan beradaptasilah dengan semua materi pendukung siaran, seperti: ruang siaran radio, mixer, computer, mikrofon, tempat duduk, blocking atau posisi duduk yang nyaman, crew dan produser.

Berbicara di radio memerlukan ketrampilan tinggi: aksentuasi, intonasi, dan artikulasi dalam nada yang jelas. Tips lain bagi pembicara yang akan tampil di radio adalah kemampuan menulis informasi yang akan dibicarakan dengan bahasa tutur – menulisnya dalam kalimat narasi, focus pada sebuah masalah (straight to the point), tidak bertele-tele, singkat, mudah dimengerti, membuat berbicara di radio menjadi lebih mengerti dan bermakna bagi para pendengar.




Berbicara di Televisi


Melalui televisi dapat dicermati bahwa ragam dan teknik orang berbicara semakin mendapatkan tempat. Melalui sinetron, musik, talkshow, lagu dan iklan semua ketrampilan public speaking dimungkinkan lebih cepat berkembang.

Karena saat ini televise penuh iklan, penting bagi siapa saja yang ingin bicara di televise untuk berbicara dengan singkat sebab slot waktu bagi pembicara sudah diatur. Public speaking di televisi benar-benar ketat dan banyak persyaratannya. Hal-hal yang dipersyaratkan antara lain:

1. Persiapan Fisik

Jika pendengar radio selalu berekspektasi pembicaraannya sehat, pemirsa televise justru lebih detail dan kritis dalam memberikan penilaian. Dengan demikian, seorang pembicara di televisi perlu menjaga kesehatannya agar penampilan fisiknya bugar ketika tampil.

2. Persiapan Busana


Busana tak kalah pentingnya dengan persiapan fisik, karena pencitraan pembicara di televisi diwakili oleh busana yang disandangnya. Salah kostum juga akan sangat mempengaruhi citra anda. Sebagai contoh, dalam sebuah acara yang mengharuskan semua tamunya menggunakan pakaian tematis batik namun anda sendiri yang menggunakan kemeja, hal ini jelas mengurangi nilai anda di mata pemirsa.

3. Persiapan membaca Rundown & Script


Memiliki rundown yang sama dengan seluruh tim sangat menentukan kesuksesan anda bicara di televisi. Dengan memiliki rundown, pembicara public diharapkan mampu memvisualisasikan tujuan dan arah acara serta mengetahui dengan cepat sedang berada di bagian mana dari shooting. Skrip yang lengkap umumnya memuat semua informasi. Jika anda mampu menyederhanakannya menjadi pointers, itu merupakan langkah yang baik.

4. Persiapan Membaca Istilah Asing


Siapkan catatan untuk istilah asing, tuliskan bagaimana melafalkannya. Selain itu, arti istilah itu juga perlu anda catat singkat karena tidak mungkin melakukan penerjemahan di saat acara televisi dimulai.

5. Mata, Suara, Tubuh adalah Aset Utama


Berbeda dari membawakan acara di radio yang menggunakan pendekatan emosional suara, di televisi pemirsa berkomunikasi dengan body language-nya, mata, dan suara. Ketiga hal ini harus anda gunakan semaksimal mungkin agar kita mendapatkan atensi dari pemirsa.

6. Blocking Tubuh dengan Kamera Televisi


Yang dimaksud dengan blocking adalah “mencoba” penempatan lokasi shoot. Kegiatan ini umumnya dilakukan pada saat latihan sebelum shooting dimulai. Pembicara public diminta untuk melakukan uji coba posisi berdiri yang nyaman bukan hanya untuk kepentingan kamera, namun juga untuk dirinya sendiri.
Dengan makin canggihnya teknologi kamera, dan jumlahnya yang lebih dari satu, blocking sangat diperlukan, karena setiap kamera memerlukan set-up teknis yang berbeda berdasarkan banyak hal seperti posisi berdiri pembicara, tat arias wajah pembicara, tata cahaya lampu, suasana panggung.

7. Berbicara dari Hati dan Tetap Menghormati Hak Orang lain


Pembicara yang baik tidak sepantasnya melakukan “intimidasi” dalam menjalankan fungsi kekritisannya dalam membawakan acara atau berbicara. Menudingkan jari telunjuk atau apa saja yang merupakan simbolisasi dari menyuruh, menghakimi dan menekan sangat dilarang dalam etika berbicara di televisi.

Dikutip dari dosen saya Bpk Satrio yang merupakan Penyiar sebuah stasiun TV lokal yaitu TATV Solo.

Wednesday, May 5, 2010

Proses Kreatif Pembuatan Iklan

Proses Kreatif Pembuatan Iklan

IKLAN KREATIF, UNIK DAN MENGHIBUR

Sekarang ini adalah jaman yang semakin kompetitif. Sebuah produk/jasa rasanya akan sulit untuk bisa sukses di pasaran tanpa adanya iklan/advertising/promosi yang efektif. Saya bukan ahli pemasaran atau pakar periklanan, tapi menurut saya iklan yang kreatif adalah iklan yang unik dan efektif, sehingga nama produk yang diiklankan secara langsung ataupun tak langsung jadi mudah diingat dan lebih menempel di benak orang yang melihat iklan tersebut.

Mungkin sebagian dari kita selama ini merasa bosan bila melihat bentuk atau tampilan produk iklan yang begitu-begitu saja dalam arti iklan tersebut hanya menonjolkan produk dengan jargon-jargon tertentu. Kata kreatif merupakan kata yang sangat umum digunakan dalam dunia iklan.

Berbagai kreatifitas ide dipacu untuk menghasilkan sebuah iklan yang
bermutu. Dari sisi produsen mutu disini memang tidak jauh-jauh dari yang
namanya tingkat penjualan. Bagi konsumen, mutu disini merupakan hal yang
membuat mereka tanpa merasa dipaksa menjadi korban iklan.

unsur-unsur yang sangat penting dalam periklanan (menurut Rhenald kasali,manajemen periklanan tahun 1995) yaitu :

1. Attention (perhatian).
Iklan yang baik harus dapat menarik perhatian khalayak umum.

2. Interest (minat)
Setelah mendapat perhatian maka harus ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara rinci dalam diri konsumen.

3. Desire (keinginan)
Suatu cara untuk menggerakkan keinginan suatu konsumen.

4. Conviction (rasa percaya)
Untuk mendapat rasa percaya dalam diri konsumen maka sebuah iklan harus ditunjang berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian atau sebuah kata-kata.

5. Action (tindakan)
Tindakan merupakan tujuan akhir dari produsen untuk menarik konsumen agar membeli atau menggunakan produk dan jasanya.

Dikutip dari berbagai sumber.

Saturday, May 1, 2010

Penyebab Kegagalan Berwirausaha

Penyebab Kegagalan Berwirausaha

Tak terasa begitu cepatnya awal bulan hadir lagi sobat blogger, mari kita sambut bulan ini dengan penuh semangat dan kerja keras di awal bulan ini saya memposting sebuah tulisan mengenai kegagalan dalam berwirausaha, jadi apabila ada sobat yang berminat berwirausaha seperti saya ini tulisan saya mungkin bisa menjadi bahan perbandingan. Penyebab kegagalan dalam wirausaha diantaranya yaitu :

1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.

2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.

3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.

5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.

6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.

7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.

8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerja organsiasi.

9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.

10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.

Diambil dari berbagai sumber.

Thursday, April 29, 2010

Media Massa, Pemerintah dan Humas

Media Massa, Pemerintah dan Humas

Media massa sering dikatakan memiliki peran sebagai "anjing penjaga" dan berdiri di sisi yang berlawanan dengan pemerintah. Salah satu manfaat utama pers yang bebas dalam sistem demokrasi sering dinyatakan dengan kewajiban untuk menyediakan informasi pada masyarakat mengenai kinerja pemerintah.
Tetapi, sukar ditemukan alasan yang mendasari pers sebagai "anjing penjaga" kinerja pemerintah. Istilah tersebut mengesankan bahwa pers telah menjadi perwakilan dari rakyat untuk 'menjaga' dan 'memerhatikan' kinerja pemerintah. Dengan asumsi itu, pemerintah terkesan selalu salah, sementara pers selalu benar. Pers pun memandang bahwa institusinya berdedikasi tinggi apabila sukses memperlihatkan 'kegagalan' pemerintah. Dengan senang hati, pers memublikasikan informasi yang bisa meningkatkan oplah, mengisi komersial slot tanpa khawatir bahwa yang dipublikasikan dapat berdampak buruk pada masyarakat. Kenyataannya, pers pada umumnya adalah institusi swasta yang berorientasi pada laba.

Pers itu bebas, termasuk untuk berpihak. Contohnya, sebuah media massa dapat mendukung semua kebijakan pemerintah atau mungkin menentang kebijakan lainnya. Atau bisa saja bersikap mendua terhadap suatu kebijakan, kadang bersikap pro dan kadang bersikap kontra. Sebuah media massa bisa menentukan diri sebagai lawan pemerintah, atau sebagai 'pengawal' kebijakan pemerintah. Sebuah media massa dapat mengritisi dan menentukan bagaimana suatu kebijakan menjadi kesalahan. Media massa dapat bertindak sebagai "anjing penjaga" atau "senjata" untuk mendukung atau sebaliknya menyerang pemerintah.

Suara pemerintah bisa menjadi bahan perbincangan, perdebatan dan interpretasi oleh figur-figur media. Pernyataan pemerintah segera ditanggapi dalam tajuk rencana yang menginterpretasikan apa yang 'sebenarnya' dikatakan oleh pejabat tersebut dan apa yang 'sebenarnya' dimaksudkan. Sayangnya, kadang interpretasi tersebut cenderung premature dan instant. Analisis instan segera menjadi bias instan. Distorsi kerap terjadi hingga menyesatkan masyarakat. Hal-hal demikian berdampak negatif pada pemberitaan mengenai pemerintah.
Benarkah pemerintah membutuhkan pers sebagai kanal informasi untuk masyarakat? Benarkah pemerintah tanpa pers benar-benar tidak berdaya untuk menyosialisasikan kebijakan dan pelayanan publik? Benarkah hubungan yang terjalin antara media massa swasta dan pemerintah layak dijalankan meskipun ada kemungkinan besar terjadi pengemasan berita yang bias hingga mengarah pada runtuhnya kepercayaan masyarakat?
Kenyataannya, banyak jurnalis bergantung pada aparat pemerintah untuk pemberitaan. Faktanya, semua informasi yang diberitakan oleh media massa tentang pemerintah didapat dari (bahkan divalidasi oleh) pejabat pemerintah, termasuk mengenai event-event nasional, kecuali bila mereka mendapat informasi dari sumber berita otoritas berwenang. Secara tradisional, jurnalis tergantung serta harus bekerja sama dangan sumber resmi pemerintah. Pemerintah memberikan respons dengan menyediakan informasi yang padat dan seimbang, undangan untuk berpartisipasi pada berbagai kegiatan, bahkan menyediakan 'tunjangan' demi menghindari publikasi negatif. Ungkapan "WTS" (Wartawan Tanpa Surat Kabar), Wartawan CNN (Wartawan Cuma Nanya-nanya) pun tetap populer di kalangan jurnalis yang sering mencari berita di instansi-instansi pemerintah.
Agar masyarakat menerima informasi yang jernih dan berimbang, pemerintah harus lebih melibatkan diri dalam dunia media massa.

Peran Humas
Pemerintah saat ini telah memiliki kapasitas untuk mengungkapkan informasi secara langsung. Kembalinya Departemen Penerangan dengan kemasan baru, kehadiran beragam situs resmi instansi pemerintah yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah, kehadiran puluhan media massa internal pemerintah serta beragam jurnal menunjukkan kemampuan pemerintah menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dhus, pemerintah sebaiknya mulai mengurangi peran instansi swasta dalam pemberian informasi.
Hampir seluruh instansi pemerintah memiliki kantor humas, divisi yang melakukan manajemen media massa, pembangun citra, jembatan pemerintah dengan masyarakat, serta penghubung pemerintah dengan pers. Kantor humas telah melakukan publikasi internal, memberdayakan kantor-kantor wilayah serta unit pelayanan teknis agar berperan sebagai outlet informasi. Pejabat humas pemerintah sebenarnya memiliki kemampuan bersaing dengan editor institusi swasta, khususnya dalam uji kompetensi. Tetapi, citra pegawai negeri sipil selama ini selalu dianggap korup dan terlalu santai. Kesan negatif pun telanjur menancap di benak masyarakat kita. Citra warisan yang telah berumur puluhan tahun yang semestinya diubah.
Sebelum bola reformasi bergulir, pemerintah memiliki imej sebagai manipulator informasi. Bahkan setelah reformasi, imej ini tidak banyak berubah. Pemerintah seolah dianggap 'musuh' yang harus dilawan. Dengan bergulirnya reformasi, pemerintah menransformasikan diri agar menjadi pemerintahan yang bersih dan benar.
Masyarakat telah memahami hak-haknya yang sekaligus juga menjadi kewajiban pemerintah. Dalam bidang pelayanan publik, masyarakat menuntut sistem pemerintahan yang bersih dan transparan. Masyarakat berhak atas akses informasi, sebaliknya pemerintah wajib menjamin akses tersebut terjaga dan terkontrol agar tidak menimbulkan ekses negatif akibat eksploitasi pemberitaan yang bombastis. Karena, pada akhirnya rakyat juga yang dirugikan.
Wajah aparat birokrasi kita yang memang carut-marut sudah saatnya diperhatikan melalui perbaikan gaji sekaligus perbaikan kinerja dengan terus meningkatkan citra pegawai negeri dan membangun sistem yang transparan. Tentu implementasinya tidaklah mudah karena tradisi yang tercipta selama puluhan tahun.
Seiring dengan perubahan menuju tatanan baru demokrasi, reformasi segala bidang termasuk di dalamnya reformasi performa pegawai negeri, sistem kehumasan serta sistem hubungan dengan media massa, maka memberdayakan divisi humas untuk mengubah citra aparat birokrasi agar lebih tanggap menyikapi fenomena masyarakat, sangat penting. Perkembangan teknologi informasi menuntut divisi humas dituntut lebih responsif terhadap keluhan masyarakat.
Bahwa institusi pemerintah tidaklah seburuk yang disangka dan pegawai negeri adalah juga rakyat Indonesia. Seyogianya kantor-kantor humas memang harus diberdayakan untuk menjaga nama baik aparat pemerintah serta menjalin kerja sama dengan pers agar tercipta pemberitaan yang berimbang, bermanfaat, dan bertanggung jawab.

dikutip dari berbagai sumber.

Wednesday, April 28, 2010

Teori Motivasi dan Kepemimpinan

Teori Motivasi dan Kepemimpinan

A. Pengertian Motivasi

Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.
Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya :
1. Keinginan untuk hidup
2. Keinginan untuk memiliki sesuatu
3. Keinginan akan kekuasaan
4. Keinginan akan adanya pengakuan
Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya.

B. Teori - Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi menurut para ahli :

1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)


Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

3. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.


C. Kepemimpinan
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.

D. Atribut-atribut Pemimpin

Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah:
• mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada orang-orang yang dipimpinnya,
• juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non akademik yang lebih balk dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
• tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
• aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya, dan
• walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi disbanding orang-orang yang dipimpinnya.
Meskipun demikian, variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan situasi dan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi atribut tertentu pula.

Friday, April 16, 2010

GeoGebra - Software Untuk Bidang Matematika

GeoGebra - Software Untuk Bidang Matematika

Akhirnya setelah sekian lama bisa posting komentar juga (biasa sibuk kuliah , untuk kali ini saya akan mamberikan sebuah software bagi teman-teman yang suka akan hal hitung menghitung. Nama software ini adalah GeoGebra. Untuk lebih jelasnya silahkan baca uraiannya dibawah ini, saya mengambil dari situs resminya (soalnya saja juga bingung mo jelasin dgn kata-kata sendiri

"GeoGebra adalah software matematika dinamis yang menggabungkan geometri,
aljabar, dan kalkulus. Software ini dikembangkan untuk proses belajar mengajar
matematika di sekolah oleh Markus Hohenwarter di Universitas Florida Atlantic.
Di satu sisi, GeoGebra adalah sistem geometri dinamik. Anda dapat melakukan
konstruksi dengan titik, vektor, ruas garis, garis, irisan kerucut, begitu juga dengan fungsi, dan mengubah hasil konstruksi selanjutnya.
Di sisi lain, persamaan dan koordinat dapat dimasukan secara langsung. Jadi,
Geogebra memiliki kemampuan menangani varabel-peubah untuk angka, vektor,
titik, menemukan turunan dan integral dari suatu fungsi, dan menawarkan perintah-perintah seperti Akar atau NilaiEkstrim".
Bagaimana sobat tertarik atau malah tambah bingung seperti saya ???Jika tertarik silahkan Klik disini untuk mendownloadnya, jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan mohon maaf jika postingan ini semrawut soalnya dah ngantuk berat nih pgn cpt istirahat

Tuesday, April 13, 2010

Unsur 5W+1H dalam Berita

Unsur 5W+1H dalam Berita

Mungkin postingan kali ini agak berbeda dari biasanya soalnya saya baru membahas tentang materi kuliah yang sedang saya pelajari , ini mengenai unsur 5W+1H dalam suatu berita,Untuk mengetahui dengan tepat apa yang hendak disampaikan atau disiarkan dalam bentuk berita, seorang jurnalis harus mampu menjawab enam buah pertanyaan pokok (unsur berita) terlebih dahulu yaitu :

What (Peristiwa apa yang terjadi)
Pertanyaan apa, tidak selalu menggambarkan akibat dari sesuatu tindakan. Adakalanya pertanyaan what merupakan penyebab dari suatu kejadian. What adalah apa yang akan kita tulis. Tema apa yang ingin kita ungkapkan.What yang kita tentukan ini akan menjadi dasar untuk 4W lainnya.

Who (Siapa yang terlibat)
Pertanyaan siapa jawabannya biasanya adalah manusia. Unsur siapa selalu menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah seorang yang aktif di bidangnya. Who harus menjadi bagian yang berkaitan dengan What. Kalau kita ketemu Who yang tidak dikenal target pembaca kita, maka kita harus mengupasnya dengan baik sehingga jelas keterkaitannya dengan What.

When (Kapan terjadi)

Unsur waktu yang merupakan jawaban atas pertanyaan kapan terjadi, harus diingat dengan baik oleh jurnalis. Unsur waktu akan mempunyai nilai penting jika bertepatan dengan waktu yang sudah menjadi milik umum. Ini yang sering diabaikan oleh banyak penulis. Kapan kejadiannya akan memberi tambahan informasi dan imajinasi pembacanya.

Where (Dimana kejadiannya)
Pertanyaan dimana harus menjelaskan dengan tepat tempat suatu kejadian atau peristiwa berlangsung. Nama tempat harus digambarkan jelas yakni dengan menggambarkan ciri-cirinya. Nama tempat ini perlu dijelaskan, sebab kasus yang sama bisa pula terjadi di tempat lain. Meski kelihatannya sepele, tempat kejadian ini punya makna.

Why (Mengapa terjadi)
Pertanyaan mengapa, harus menjelaskan latar belakang suatu peristiwa/kejadian yang dijadikan objek berita oleh jurnalis.

How (Bagaimana kejadiannya)
Pertanyaan Bagaimana harus menggambarkan keadaan atau proses dan suasana atas sebuah peristiwa yang terjadi. Fakta-fakta yang terkait dengan proses terjadinya sesuatu itu harus dicatat dengan sebaik-baiknya oleh jurnalis.

Bagaimana menurut anda???
Silahkan tinggalkan komentar.

Sunday, April 4, 2010

Hubungan masyarakat

Hubungan masyarakat

Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas (bahasa Inggris: public relation) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.